Keringat berlebih bisa menyebabkan bakteri di kulit berkembang biak dan
menyebabkan timbulnya bau tak sedap. Itu sebabnya disarankan untuk
menggunakan deodoran sesudah mandi. Namun benarkah penggunaan deodoran
anti bakteri ini justru menyebabkan kanker payudara?
Hingga saat
ini belum ada riset ilmiah yang membuktikan bahwa deodoran akan
menyebabkan kanker payudara. Klaim tersebut muncul karena dugaan bahan
kimia yang terdapat dalam produk deodoran diserap oleh kulit sehingga
menghambat pengeluaran toksin di ketiak saat tubuh berkeringat.
Disebutkan pula toksin yang tidak keluar itu akan menyebabkan kanker.
Penelitian menunjukkan bahkan deodoran yang paling kuat pun tidak bisa menghambat seluruh keringat dari ketiak. Kandungan kimia yang mungkin diduga bisa menyebabkan kanker itu akan diproses di ginjal untuk dikeluarkan melalui urin.
Berkeringat bukanlah satu-satunya cara tubuh untuk mengeluarkan racun. Sementara itu ketakutan akan bahan kimia yang terdapat dalam produk deodoran, seperti phthalates dan parabens dalam bahan pengharumnya, seandainya diserap tubuh pun tidak terbukti menyebabkan kanker payudara.
Sumber: breastcancer.org
Penulis : Lusia Kus Anna | www.kompas.com
Penelitian menunjukkan bahkan deodoran yang paling kuat pun tidak bisa menghambat seluruh keringat dari ketiak. Kandungan kimia yang mungkin diduga bisa menyebabkan kanker itu akan diproses di ginjal untuk dikeluarkan melalui urin.
Berkeringat bukanlah satu-satunya cara tubuh untuk mengeluarkan racun. Sementara itu ketakutan akan bahan kimia yang terdapat dalam produk deodoran, seperti phthalates dan parabens dalam bahan pengharumnya, seandainya diserap tubuh pun tidak terbukti menyebabkan kanker payudara.
Sumber: breastcancer.org
Penulis : Lusia Kus Anna | www.kompas.com
No comments:
Post a Comment